SETAN DICIPTAKAN DARI APA

Visits: 2051 Today: 4

Setan diciptakan dari apa ?  Adalah pertanyaan yang sering ditanyakan.   Pada awalnya setan adalah malaikat yang diciptakan oleh Tuhan, tetapi malaikat ini memberontak dan ingin posisinya menjadi sama dengan Tuhan.

Jadi kalau ditanyakan : “setan diciptakan dari apa  ?”  Wrong Question Broo …

Yang benar menurut informasi dari Tuhan, yaitu Firman Tuhan :  setan awalnya adalah malaikat, dan malaikat diciptakan oleh Tuhan, tetapi karena malaikat jenis ini mau memberontak terhadap Tuhan, maka dia dijatuhkan oleh Tuhan, dan dikenal menjadi istilah setan.  Jadi setan itu sebenarnya adalah malaikat yang ingin posisinya sama dengan Tuhan

Menurut Firman Tuhan di Alkitab,  pada mulanya, setan adalah malaikat Tuhan yang bernama Lucifer. Istilah “malaikat” berarti “utusan.” Semua malaikat diciptakan oleh Tuhan.

Video di bawah ini adalah pengakuan dari setan, siapa dirinya yang sebenarnya, melalui orang yang kerasukan setan.  Sekaligus mengungkapkan bagaimana nama Tuhan Yesus ( Firman Tuhan ) yang berkuasa dapat mengalahkan setan :

Semua malaikat diciptakan oleh Tuhan. Kolose 1:16 mengatakan: “Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Lucifer diciptakan dengan keindahan yang sempurna sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling cantik. Ia dipenuhi hikmat sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terpandai. Dari seluruh malaikat yang ada di Surga, Lucifer-lah yang paling pintar, cantik dan berkuasa. Yehezkiel 28:12 mencatat: “…..gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah.” Walaupun malaikat adalah makhluk yang indah dan berkuasa, namun mereka tidak boleh disembah karena malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Tuhan, Sang Pencipta saja yang patut disembah.

Kata Satan (dengan huruf besar) hanya digunakan dua kali di dalam Alkitab Terjemahan Baru (Wahyu 12:920:2) untuk akar kata Yunani Satanas yang diterjemahkan menjadi “Iblis” di 34 tempat yang lain di Alkitab.[20][21] Oleh karena itu sinonim “Satan” yang terdekat di dalam bahasa Indonesia adalah “Iblis”.

Lucifer dan Beelzebul adalah dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang sering kali dikaitkan dengan Satan. Nama “Lucifer” di dalam teologi Kristen diidentifikasikan dengan “putera Fajar” di dalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan “pemfitnah” dalam bagian lain di Perjanjian Lama. Beelzebub atau Beelzebub adalah nama dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Baal, dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya “Dewa Lalat“) dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Satan.

Selain itu Satan juga digambarkan sebagai ular dan naga (ular naga) dan banyak lagi. Di dalam kisah Kejadian, Satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk Hawa untuk memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Benar. Wahyu 20:2 menyebut bahwa “si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan.”

 

SETAN DICIPTAKAN DARI APA, PENJELASAN FIRMAN TUHAN MENGENAI SETAN

Pada kitab Ayub, kata “Setan” beralih menjadi tokoh yang mempunyai peran seperti jaksa penuntut dalam peradilan langit.[9] Setan menilai ketaatan Ayub yang dipuji-puji oleh Tuhan hanya karena Ayub selalu di-anak-emaskan Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan agar dirinya menguji Ayub dengan merenggut harta miliknya Ayub asalkan ia tidak mencelakai Ayub.

Setan pun melakukan seperti kata Tuhan, namun Ayub tetap taat kepada Tuhan. Di saat Tuhan kembali memuji-muji Ayub, Setan menawarkan tantangan lain. Setan yakin bila Ayub terluka secara fisik maka ia akan berpaling dari Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan untuk mencelakai Ayub asalkan ia tidak membunuhnya.

Namun Ayub tetap kuat ketaatannya pada Tuhan. Setelahnya Setan pun menghilang dari cerita ini.   Menurut T.J. Wray dan Gregory Mobely, Ayub pada cerita ini adalah bentuk simbolik yang mewakili bangsa Israel yang telah mengalami berbagai penderitaan, seperti kehancuran Yerusalem dan deportasi pada masa Babyolonia. Pada pencitraan ini setan belum sepenuhnya jahat dan hanya menjalankan tugasnya sebagai jaksa penuntut dibawah kewenangan Tuhan.

Bentuk final dari Setan pada Alkitab  Yahudi dapat ditemukan pada Kitab 1 Tawarikh, yang merupakan salah satu dari kitab-kitab suci Yahudi terakhir yang ditulis (pada sekitar tahun 300 SM). Kitab 1 Tawarikh menceritakan kembali kisah Daud yang sebelumnya telah ditulis pada Kitab 2 Samuel. Di dalam (2 Samuel 24),

Tuhan marah kepada bangsa Israel sehingga  Daud  melakukan sensus pada rakyat di Kerajaannya, namun pada kitab (1 Tawarikh 21:1) dikatakan bahwa Daud melakukan sensus karena dihasut oleh Setan. Pada saat ini Setan yang awalnya hanyalah sebuah istilah sederhana untuk mendeskripsikan segala jenis “lawan” atau “musuh”, ntah dia itu manusia atau malaikat, akhirnya tumbuh menjadi sosok sumber kedengkian atau kejahatan. Konsep akan Setan ini terus berkembang di luar kitab-kitab utama Yahudi, periode yang kemudian dikenal sebagai intartestamental.

Dalam agama Kristen, Setan juga dikenal dengan sebutan Diabolos (διάβολος) yang mana kemudian diserap ke dalam bahasa arab menjadi Iblis melalui perantara Bahasa Suryani.[11] Setan dianggap sama dengan Ular pada (Kejadian 3) yang dilaknat Tuhan sehingga berjalan secara menjalar selamanya karena telah menyesatkan Hawa untuk memetik buah dari Pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik Dan Buruk.[12][13]

 

NAMA ASAL DARI SETAN

Nama umum dari “Setan” dalam Alkitab Kristen adalah “Iblis“. Dalam bahasa Inggris digunakan kata “devil” yang diturunkan dari kata bahasa Inggris Pertengahan devel, dari bahasa Inggris Kuno dēofol, yang diambil dari istilah Germanik awal pinjaman dari kata bahasa Latin diabolus, yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani diabolos “pemfitnah (slanderer)“, dari diaballein “to slander“, “memfitnah”: dia- “melalui” + ballein “menggulung”.[14] Dalam Perjanjian Baru, kata satan dan diabolos digunakan bergantian sebagai sinonim.[15][16] Beelzebub, artinya “Dewa Lalat”, adalah nama hinaan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Baru untuk sesosok dewa Filistin yang nama asalnya mungkin adalah “Ba’al Zabul”, artinya “Baal si pangeran”.[17] Kitab-kitab Injil Sinoptik mengidentifikasi Setan dan Beelzebub sebagai tokoh yang sama.[15] Nama Abaddon (artinya “tempat kebinasaan”) digunakan enam kali dalam Perjanjian Lama, terutama sebagai nama daerah dalam Sheol.[18] Wahyu 9:11 menggambarkan Abaddon, yang namanya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Apollyon, artinya “si pembinasa”, sebagai sesosok malaikat yang memerintah Abyss.[19] Dalam penggunaan modern, Abaddon sering disamakan dengan Setan.[18]

 

RAHASIA PENYESATAN OLEH SETAN DI ZAMAN SEKARANG

Bahasa roh dari orang yang kerasukan setan di Video di atas dapat kita investigasi, bahwa setan dapat menyesatkan manusia melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan praktek bahasa roh, bahasa yang dianggap sebagai bahasa malaikat tetapi ternyata adalah  “demonic language” ( bahasa setan ).

Disertakan dengan perilaku orang kerasukan ( gerak-gerik orang yang trans / tidak sadar )  adalah ciri dari orang yang kerasukan setan.

Jadi jika diantara kita ada yang memraktekkan bahasa roh di tempat ibadah,  dengan bahasa yang tidak jelas, waspadalah setan sedang masuk melalui cara ini sehingga orang yang memraktekkan bahasa roh akan kerasukan setan dengan keadaan tidak sadar ( Trans ) dan berperilaku mengamuk atau perilaku aneh yang tidak terkendali.

Orang yang dipenuhi ( dipimpin ) oleh Roh Tuhan akan berperilaku yang taat pada Firman Tuhan dan terkendali,   kalau seseorang sampai masuk dalam keadaan tidak sadar dan perilaku mengamuk dan aneh, maka itu bukanlah Roh Tuhan di dalamnya, tetapi roh setan yang merasuki seseorang.

 

BAHASA ROH DAN PENGATURAN OLEH FIRMAN TUHAN

Kitab 1 Korintus 14:23

Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? 

Nas : 1Kor 14:2

Jemaat Korintus telah melebih-lebihkan kepentingan karunia bahasa roh dalam ibadah umum

(lihat art. KARUNIA-KARUNIA ROHANI ORANG PERCAYA)

 

sehingga mereka mementingkannya lebih dari karunia yang lain. Apa lagi, mereka menjalankannya tanpa penafsiran. Paulus berusaha membenahi penyalahgunaan ini dengan jalan menunjukkan bahwa bahasa roh tanpa penafsiran sama sekali tidak menguntungkan dalam ibadah umum. Garis besar pasal ini adalah sebagai berikut:

  1. 1) Nubuat lebih membangun jemaat daripada bahasa roh yang tidak ditafsirkan (ayat 1Kor 14:1-4).  NUBUAT ARTINYA MENJELASKAN  MAKSUD  DARI FIRMAN TUHAN ( EXEGESE )
  2. 2) Nubuat dan bahasa roh dengan penafsiran sama pentingnya bagi jemaat (ayat 1Kor 14:5).
  3. 3) Berkata-kata dengan bahasa roh tanpa penafsiran dalam kebaktian tidak menguntungkan orang lain (ayat 1Kor 14:6-12).
  4. 4) Mereka yang berkata-kata atau berdoa dengan bahasa roh dalam jemaat harus berusaha untuk membangun jemaat dengan berdoa agar diberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu (ayat 1Kor 14:13).
  5. 5) Dalam kehidupan pribadi Paulus, berkata-kata dengan bahasa roh kepada Allah merupakan suatu sarana yang penting dalam penyembahan dan pertumbuhan rohani (ayat 1Kor 14:14-19).
  6. 6) Nubuat lebih berguna daripada bahasa roh yang tidak ditafsirkan karena nubuat menimbulkan keinsafan akan dosa dan pengetahuan akan kehadiran Allah (ayat 1Kor 14:20-25).
  7. 7) Berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat harus diatur supaya ketertiban terpelihara dalam jemaat (ayat 1Kor 14:26-40).

 

  TIDAK BERBICARA KEPADA MANUSIA, TETAPI KEPADA ALLAH.

Nas : 1Kor 14:2

Pada dasarnya ada dua cara untuk memahami ayat ini.

  1. 1) Beberapa orang percaya bahwa ayat ini menunjukkan bahwa penggunaan utama bahasa roh, baik dalam jemaat maupun secara pribadi, adalah terutama untuk berbicara kepada Allah dan bukan kepada manusia. Ketika bahasa roh ditujukan kepada Allah, maka pembicara itu sedang berhubungan dengan Allah oleh Roh Kudus dalam bentuk doa, pujian, nyanyian, ucapan berkat, dan ucapan syukur. Yang diucapkan itu adalah “hal-hal yang rahasia”, yaitu hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh pembicara itu dan oleh para pendengar (bd. ayat 1Kor 14:2,13-17). Penafsiran ucapan (ayat 1Kor 14:5,13) dalam bahasa roh itu mengizinkan jemaat untuk masuk ke dalam manifestasi dari penyembahan yang dipimpin Roh sehingga mereka dapat berkata “Amin” (ayat 1Kor 14:16) kepada doa atau pujian yang diilhami Roh (ayat 1Kor 14:16; juga

    lihat cat. –> 1Kor 14:6).

    [atau ref. 1Kor 14:6]

  2. 2) Pada pihak lain, pernyataan Paulus itu bisa berarti bahwa hanya Allah yang mengerti bahasa roh kecuali itu ditafsirkan (ayat 1Kor 14:5). Implikasinya adalah bahwa bahasa roh, bila ditafsirkan, diarahkan kepada manusia. Pandangan ini didukung oleh pernyataan Paulus yang menyatakan bahwa berkata-kata dengan bahasa roh tidak diucapkan kepada manusia karena “tidak ada seorang pun yang mengerti”

    (lihat cat. –> 1Kor 14:6).

    [atau ref. 1Kor 14:6]

 

BAHASA ROH HARUS DITAFSIRKAN SUPAYA JELAS

Nas : 1Kor 14:5

Keinginan Paulus di sini menunjuk kepada hal berkata-kata dengan bahasa roh dalam ibadah pribadi kepada Allah. Bahasa roh yang sedemikian jelas mempunyai nilai bagi penyembahan dan doa pribadi tiap orang Kristen (ayat 1Kor 14:2,4). Paulus menambahkan bahwa bahasa roh yang asli yang disertai dengan penafsirannya dalam perhimpunan jemaat akan membangun jemaat tersebut, sama seperti bernubuat. Bahasa roh tanpa penafsiran tidak akan berguna bagi jemaat (ayat 1Kor 14:7-9).

 

JEMAAT MEMPERTIMBANGKAN BAHASA ROH DENGAN SEKSAMA, APAKAH SESUAI DENGAN FIRMAN TUHAN ATAU TIDAK

Nas : 1Kor 14:29

(versi Inggris NIV — “yang lain mempertimbangkan dengan saksama”). Semua nubuat harus dinilai tentang apa yang dikatakannya. Hal ini menunjukkan bahwa nubuat PB tidak bebas terhadap kesalahan dan barangkali perlu dikoreksi.

  1. 1) Kadang-kadang nubuat dan ucapan dengan bahasa roh mungkin bukan suatu firman dari Allah (bd. 1Yoh 4:1). Bahkan, roh-roh jahat pun, melalui kehadiran guru atau nabi palsu, dapat bekerja dalam perhimpunan jemaat. Bernubuat, berkata-kata dengan bahasa roh atau memiliki karunia rohani apa pun tidak menjadi jaminan bahwa seseorang adalah nabi yang benar atau orang percaya yang benar

    (lihat art. GURU-GURU PALSU),

    karena KARUNIA ROHANI DAPAT DITIRU OLEH IBLIS   (Mat 24:242Tes 2:9-12Wahy 13:13-14).

  2. 2) Jikalau jemaat belum menetapkan cara-cara yang tepat dan teratur (bd. ayat 1Kor 14:40) untuk menilai nubuat, mereka telah lalai mengikuti pedoman alkitabiah. Perhatikanlah pula bahwa nubuat tidak dianggap sebagai suatu dorongan Roh yang tak dapat ditahan, karena hanya satu nabi diperkenankan untuk berbicara pada suatu waktu (ayat 1Kor 14:30-32).
  3. 3) Bagaimanakah seharusnya sikap jemaat terhadap berita nubuat?
    1. (a) Semua nubuat harus dinilai sesuai dengan standar kebenaran alkitabiah (bd. Ul 13:1-3). Orang percaya harus mencari penggenapannya (bd. Ul 18:22), mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan bahwa nubuat itu bisa atau tidak bisa digenapi.
    2. (b) Jikalau kata nubuat itu suatu nasihat, maka jemaat perlu bertanya, “Apa yang harus kami perbuat untuk menaati kehendak Roh ?”

 

1 Korintus 14:5

Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh , tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

Lebih penting jika jemaat bernubuat, bernubuat artinya menjelaskan arti dari Firman Tuhan ( Exegese )

 

1 Korintus 14:9

Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!

Jadi janganlah berbicara dengan bahasa yang tidak jelas, percuma saja, tidak ada gunanya, bahkan orang lain akan menganggap orang itu adalah orang gila atau orang kerasukan, jangan mengucapkan bahasa yang aneh-aneh, yang tidak jelas, yang meracau, waspada jangan sampai setan masuk dan membuat orang menjadi kerasukan dengan cara mengucapkan bahasa roh yang tidak jelas, setan pun dapat berbicara dengan bahasa roh yang tidak jelas seperti Video di atas, yang ternyata adalah bahasa setan ( Demonic Language )

 

Tags: